APA KABAR BHINEKA TUNGGAL IKA

Rabu, 02 Maret 2011

Peristiwa cikeusik dan temanggung merupakan satu goresan luka besar dalam bingkai keberagaman di negara ini. Seperti kita ketahui bersama dalam proses awal pendirian Negara perbedaan merupakan bagian kekuatan dalam perjuangan kemerdekaan, berbagai suku, ras, golongan, bahkan agama bersatu padu atas satu cita-cita mulia ”INDONESIA MERDEKA”. Konflik-konflik memang terjadi namun ia tak pernah menjurus pada potensi perpecahan bangsa, semua silang pendapat dan pemahaman di selesaikan dengan cara-cara yang bermartabat. Namun hari ini rasanya begitu miris melihat perselisihan antar berbagai kelompok yang di selesaikan dengan tindak anarkisme, pemaksaan mayoritas atas minoritas, Bhinneka Tunggal Ika hanya semboyan. Pemahaman tentang nilai toleransi memang tidak mudah tumbuh di alam yang begitu heterogen. Begitu pulalah kiranya sebab dari pecahnya peristiwa temanggung dan cikeusik.
Mencoba melihat kebelakang era pra-kemerdekaan dimana pemerintah kolonial saat itu menciptakan kelas sebagai pembeda berdasar latar tempat atau asal seseorang. Lebih lanjut dalam satu golongan pun pemerintah kolonial melakukan pemecahan kembali, misal dalam sistem sosial-politik kita kenal tiga srata golongan yaitu eropa, timur asing, dan pribumi. Pribumi kemudian terkotak-kotak berdasar sesuatu yang di sebut ras ( jawa, bugis, sunda, batak dan seterusnya ). Pola ini di klaim pemerintah kolonial hanya sebagai potret atas apa yang selama ini telah mengakar di bumi Nusantara. Walaupun pada akhirnya kita ketahui bahwa ini adalah upaya pelemahan atas perjuangan kebebasan dan keadilan yang menggiring kita hanya berfikir demi golongan tertentu sehingga memudahkan penumpasan gerak juang para pembela keadilan dan kebebasan. Namun menarik di tengah kebijakan pemeintah kolonial tentang taktik pecah belah, justru muncul sebuah semangat Nasionalisme yang mendekonstruksikan taksonomi yang berlaku. Semangat yang mampu melampaui tafsiran peneliti-peneliti kuli asal belanda tentang perberdaan dan perpecahan. Semangat itu pulalah yang pada akhirnya mewujudkan INDONESIA MERDEKA.
Melihat peristiwa cikeusik dan temanggung menyimpan pesan penting untuk bangsa ini, bahwa falsafah kepancasilaan belum merasuk hingga alam gerak individu-individu anak bangsa. Untuk itu Mendefinisikan kembali kebinhekaan demi pencapaian cita-cita kemerdekaan menjadi hal yang penting bagi kita. Seperti apa yang telah dilakukan oleh para pejuang pendiri bangsa. Bersatu dan berjuang diatas kepentingan golongan menuju Indonesia Merdeka yang adil, makmur, sejahtera.

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP